EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Disusun oleh
Kelompok 9
Nama
|
NPM
|
Ani Rosita
|
1111010153
|
Annisa Virda
Safira
|
1111010173
|
Asmitalia
|
1111010352
|
Kiki
Mahardhika
|
1111010036
|
Novita
Wulandari
|
1111010083
|
Widi Irawan
|
1111010239
|
Jurusan/
Semester/ Kelas
|
: PAI/ Satu/
D
|
Mata Kuliah
|
: Ilmu
Pendidikan Islam
|
Dosen
|
: Heru
Juabdin Sada, M. Pd.I.
|
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH
BANDAR LAMPUNG 2011 M/ 1432 H
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang
telah memberikan Rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Evaluasi Pendidikan Islam” sesuai
dengan rencana.
Pembuatan makalah ini di maksudkan agar dapat memenuhi ilmu
pengetahuan bagi yang mempelajari dalam bidang ilmu pendidikan Islam, khusus-nya
yang berkaitan dengan evaluasi, baik pengertian, jenis-jenis, prinsip, dan
sebagainya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari teman-teman dan Dosen pembimbing guna penyem-purnaan
untuk makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan......................................................................................... 1
BAB II Pembahasan......................................................................................... 2
A.
Pengertian
Evaluasi Pendidikan Islam................................................................. 2
B.
Tujuan
Evaluasi Pendidikan Islam..................................................................... 3
C.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi Pendidikan Islam........................................... ..............3
D.
Fungsi
Evaluasi Pendidikan Islam........................................................ ..............5
E. Teknik Evaluasi Pendidikan
Islam........................................................ ..............8
F. Jenis-Jenis Evaluasi
Pendidikan Islam.................................................. ..8
BAB III Kesimpulan........................................................................................ .10
Daftar Pustaka.................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu media yang sangat penting bagi kita
dalam menggapai kesuksesan. Baik itu berupa kesuksesan dunia maupun kesuksesan
di Akhirat kelak, terutama pendidikan Islam. Dunia pendidikan di Indonesia pada
masa sekarang ini berkembang cukup pesat. Tak terkecuali pendidikan Islam yang
semakin lama terus berkembang. Dalam pelaksanaannya, pendidikan Islam sama
dengan pendidikan umum. Dalam pendidkan Islam pun ada evaluasi yang merupakan
sebuah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam
menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik, sampai sejauh mana
keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi sehingga dapat dengan mudah
dipahami oleh peserta didik, sejauh mana kuri-kulum yang diterapkan telah
dikatakan berhasil dalam proses pendidikan Islam tersebut.
Evaluasi sangat penting dalam proses pendidikan Islam. Sebuah
kegiatan yang harus dilaksanakan tidak saja pada saat caturwulan, tiap semester
atau akhir tahun, tetapi harus dilakukan secara terus menerus. Dalam hal
pengertian banyak para ahli yang mengemukakan tentang definisi pendidkan Islam.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang “Evaluasi Pendidikan Islam”
yang meliputi pengertian evaluasi pendidikan Islam, tujuan-tujuannya,
prinsip-prinsipnya, fungsi-fungsi evaluasi, teknik evaluasi serta jenis-jenis
evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi Pendidikan Islam
1.
Secara
Etimologi
Evaluasi
berasal dari bahasa Inggris Evaluation akar katanya Value yang
berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa arab disebut al-Qimah atau al-Taqdir.
Dengan demikian evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan, atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Istilah
nilai pada mulanya dipopulerkan oleh filosof, dan Plato yang pertama kali
mengemukakannya. Pembahasan tentang “nilai” secara khusus diperdalam dalam
diskusus filsafat. Selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan juga menjadi
istilah yang ditemukan dalam dunia ekonomi.[1]
2.
Secara
Terminologi
Para ahli
mendefinisikan evaluasi sebagai berikut:
a.
Menurut
Edwin Wandt, evaluasi mengandung pengertian: suatu tinda-kan atau proses dalam
menentukan nilai sesuatu.
b.
Menurut
M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang teren-cana untuk mengetahui
keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.[2]
c.
Menurut
Abuddin Nata, evaluasi pendidikan Islam
adalah suatu kegiat-an yang berisi mengadakan pengukuran dan penilaian terhadap
keber-hasilan dalam pendidikan Islam dari berbagai aspek yang berkaitan
dengannya. Dengan ungkapan lain evaluasi pendidikan Islam adalah kegiatan
mengukur dan menilai terhadap sesuatu yang terjadi dalam ke-giatan pendidikan
Islam.[3]
B.
Tujuan
Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan
evaluasi pendidikan Islam adalah untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk
mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan
perilakunya. Selain itu, program evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui siapa
diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi
perhatian khusus agar ia dapat menge-jar kekurangannya.
Sasaran
evaluasi tidak hanya bertujuan mengevaluasi peserta didik saja, tetapi juga
bertujuan untuk mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana ia ber-sungguh-sungguh
dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendi-dikan Islam.[4]
C.
Prinsip-Prinsip
Evaluasi Pendidikan Islam
Secara
umum, ada 3 prinsip dalam pelaksanaan evaluasi, diantaranya adalah:
1.
Prinsip
Kesinambungan (Kontinuitas)
Evaluasi
tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester, tetapi dilakukan secara
terus menerus, mulai dari proses belajar mengajar hingga peserta didik tersebut
tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran Islam, sangat diperhatikan prinsip
kontinuitas, karena dengan berpegang dengan prinsip ini, keputusan yang diambil
oleh seseorang akan menjadi valid dan stabil. Sebagaimana firman Allah SWT:
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qä9$s% $oY/z ª!$# §NèO (#qßJ»s)tFó$# xsù ì$öqyz óOÎgøn=tæ wur öNèd cqçRtøts ÇÊÌÈ y7Í´¯»s9'ré& Ü=»ptõ¾r& Ïp¨Ypgø:$# tûïÏ$Î#»yz $pkÏù Lä!#ty_ $yJÎ/ (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÊÍÈ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami
ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah Maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka Itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai Balasan atas apa
yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al-Ahqaaf: 13-14).
2.
Prinsip
Menyeluruh (Komprehensif)
Adalah
prinsip yang melihat semua aspek. Aspek-aspek di sini meli-puti kepribadian,
ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung
jawab, dan sebagainya. Bila diperlukan, ma-sing-masing bidang diberikan
penilaian secara khusus, sehingga peserta di-dik mengetahui kelebihannya
dibandingkan dengan teman-temannya. Hal itu diasumsikan bahwa tidak semua
peserta didik mengetahui beberapa pengetahuan atau keterampilan secara utuh.
Dalam kondisi inilah setiap individu yang berprestasi bisa diberi hadiah,
sekalipun beberapa bagian ia tertinggal dengan teman-temannya.
3.
Prinsip
Objektivitas
Dalam
mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah SWT berfirman:
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qçRqä. úüÏBº§qs% ¬! uä!#ypkà ÅÝó¡É)ø9$$Î/ (
wur öNà6¨ZtBÌôft ãb$t«oYx© BQöqs% #n?tã wr& (#qä9Ï÷ès? 4
(#qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø)G=Ï9 (
(#qà)¨?$#ur ©!$# 4
cÎ) ©!$# 7Î6yz $yJÎ/ cqè=yJ÷ès? ÇÑÈ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Maidah: 8).
Dalam
hadis, Rasulullah SAW bersabda: “andaikan Fatimah binti Muhammad itu mencuri,
aku tidak segan-segan untuk memotong tangan-nya. Demikian pula halnya dengan
Umar bin Khottob yang mencambuk anaknya karena berbuat zina.[5]
Penilaian atau evaluasi dapat berhasil jika dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip di atas. Abuddin Nata menambahkan satu hal lagi agar evaluasi
tersebut dapat berhasil, yaitu prinsip sistematis. Prinsip ini menekankan bahwa
evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan teratur.[6]
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Ramayulis dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam”
dalam melakukan evaluasi ada dua prinsip, yaitu prinsip umum yaitu valid,
berorien-tasi pada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan
objektif, terbuka, ikhlas, praktis, serta dicatat dan akurat.
Sedangkan prinsip khusus meliputi dua hal, yang pertama adanya
jenis penilaian yang digunakan, memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan
maksimal bagi peserta didik menunjukkan kemampuan hasil belajar mereka, dan
yang kedua setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian.[7]
D.
Fungsi
Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi
dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai
makna bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap
program secara keseluruhan. Dalam pendi-dikan Islam, evaluasi memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1.
Untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara kompre-hensif yang
meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.
2.
Sebagai
umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya di mana segi-segi yang sudah
dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebisa
mungkin dihindari.
3.
Bagi
pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses be-lajar
mengajar. Sedangkan bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran
yang diberikan dan dikuasainya. Dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya program-program yang dilak-sanakan.
4.
Untuk
memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memper-baiki proses
belajar mengajar dan mengadakan program remidial bagi murid.
5.
Untuk
menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
6.
Untuk
menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
7.
Untuk
mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.[8]
Fungsi-fungsi diatas memberikan gambaran yang jelas bahwa setiap
kegiatan belajar mengajar dapat diketahui hasilnya melalui evaluasi. Selain itu
evaluasi juga berfungsi sebagai berikut.
1.
Evaluasi
selektif
Dengan
mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk meng-adakan seleksi atau
penilaian terhadap siswanya. Evaluasi itu sendiri mem-punyai beberapa tujuan,
yaitu:
a.
Untuk
memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu;
b.
Untuk
memilh siswa yang dapat naik kelas atau naik tingkat berikutnya;
c.
Untuk
memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa;
d.
Untuk
memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.
2.
Evaluasi
berfungsi sebagai diagnostik
Apabila
alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan
melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemah-an siswa. Di samping itu
diketahui pula sebab musabbab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan evaluasi,
sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab ini, akan lebih mudah dicari cara
untuk mengatasinya.
3.
Evaluasi
berfungsi sebagai penempatan
Dalam
hal ini evaluasi dilaksanakan untuk menempatkan siswa de-ngan kemampuan
tertentu dalam sebuah kelompok belajar. Pada saat evaluasi pasti akan
memunculkan nilai yang beragam, dan sekelompok siswa yang hasil penilaiannya
sama atau tidak jauh berbeda akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
[
4.
Evaluasi
sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi
keempat dari penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program
berhasil diterapkan. Keberhasilan suatu program tidak hanya kepada perencanaan,
tetapi juga faktor lain seperti faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana
dan sistem administrasi.
Adapun
tujuan evaluasi menurut ajaran Islam, berdasarkan pema-haman terhadap ayat-ayat
Al-Qur’an antara lain:
a.
Untuk
menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dialaminya;
b.
Untuk
mengetahui sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang telah ditetapkan Rasulullah
SAW kepada umatnya;
c.
Untuk
menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman atau keimanan
manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia di sisi Allah, yaitu yang
paling bertakwa kepada-Nya.
Untuk mengetahui sejauhmana kuatnya
iman seseorang, Allah SWT terkadang mengevaluasinya melalui berbagai cobaan
yang besar. Allah SWT berfirman:
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uøIã br& (#þqä9qà)t $¨YtB#uä öNèdur w tbqãZtFøÿã ÇËÈ ôs)s9ur $¨ZtFsù tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% (
£`yJn=÷èun=sù ª!$# úïÏ%©!$# (#qè%y|¹ £`yJn=÷èus9ur tûüÎ/É»s3ø9$# ÇÌÈ
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
(dievaluasi) lagi?.Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Q.S. al-Ankabut: 2-3).[9]
E.
Teknik
Evaluasi Pendidikan Islam
Ada dua teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan
Islam. Diantaranya adalah:
1.
Teknik
tes
Adalah teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik
meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar, serta bakat khusus
dan inteligensinya. Teknik ini terdiri atas:
a.
Uraian,
baik uraian bebas (free test) maupun uraian terbatas (limited essay).
b.
Objektif
tes, dalam bentuk betul-salah (true-false), pilihan ganda (multiple
choice), menjodohkan (matching), isian (compilation) dan
jawaban singkat (short answer).
c.
Bentuk
tes lain, seperti bentuk ikhtisar, laporan, dan bentuk khusus dalam pelajaran
bahasa.
2.
Teknik
non tes
Adalah teknik yang digunakan untuk menilai karakteristik lainnya, misalnya
minat,sikap, dan kepribadian siswa. Teknik ini meliputi observasi terkontrol,
wawancara (interview), rating scale, inventory, questionnaire,dan
anecdotal accounts.
F.
Jenis-Jenis
Evaluasi Pendidikan Islam
Jenis-jenis
evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam ada empat macam, yaitu:
1.
Evaluasi
formatif
Adalah
evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta
didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu
bidang studi tertentu. Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia
memiliki banyak kelemahan dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah dalam Surah an-Nahl,
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& w cqßJn=÷ès? $\«øx© @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur
öNä3ª=yès9 crãä3ô±s? ÇÐÑÈ
Artinya: “dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (Q.S. an-Nahl:
78).
Aspek-aspek
yang dinilai dalam evaluasi jenis ini meliputi penge-tahuan, keterampilan,
sikap terhadap materi ajar agama yang disajikan.
2.
Evaluasi
sumatif
Adalah
evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran dalam satu caturwulan, satu semester atau akhir tahun untuk menentukan
jenjang berikutnya. Aspek-aspek yang dinilai dalam jenis evaluasi ini meliputi
pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi
pembelajaran yang diberikan.
3.
Evaluasi
penempatan (placement)
Adalah
penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan dalam
situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Evaluasi jenis ini
biasanya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas tertentu sewaktu
penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.
Aspek-aspek
yang dinilai dalam evaluasi jenis ini meliputi keadaan fisik dan psikis, bakat,
kemampuan, pengetahuan, pengalaman keteram-pilan, sikap dan aspek-aspek lain
yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya.[10]
BAB III
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Evaluasi
pendidikan Islam adalah suatu kegiatan terencana dalam mengadakan penilaian
yang hasilnya diperbandingkan dengan tolak ukurnya sesuai dengan hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan Islam.
2.
Evaluasi
pendidikan Islam bertujuan untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk
mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan
perilakunya.
3.
Ada
tiga prinsip dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam, yaitu Prinsip
Kesinambungan, Prinsip Menyeluruh (Komprehensif),dan Prinsip Objek-tivitas.
4.
Ada
banyak fungsi evaluasi pendidikan Islam, yaitu: Evaluasi selektif, Eva-luasi
berfungsi sebagai diagnostik, Evaluasi berfungsi sebagai penem-patan, Evaluasi
sebagai pengukur keberhasilan.
5.
Teknik
yang dapat dilaksanakan dalam evaluasi pendidikan Islam ada dua, yaitu teknik
tes, dan teknik non tes. Kedua teknik tersebut harus dilaksanakan secara
beriringan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penilaian.
6.
Ada
tiga jenis evaluasi pendidikan Islam, yaitu evaluasi formatif, evaluasi
sumatif, evaluasi penempatan (placement).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Kencana, 2008.
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1997.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2008.
[1] Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 221.
[2] Ibid.,
hlm. 221.
[3] Abuddin Nata, Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, Cet. 1, 1997), hlm. 133-134
[4] Abdul Mujib
dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008),
hlm. 211.
[6] Abuddin Nata, Op
Cit., hlm.140.
[7] Ramayulis, Op
Cit., hlm 225-226.
[10] Ramayulis, Op
Cit., hlm. 227-229.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar